Friday, August 26, 2016

NEGERI PETANI

Mendengar cerita seorang kawan yang membicarakan tentang potensi negeri ini seolah tak ada habisnya, terlalu banyak potensi yang belum dioptimalkan atau malah cenderung terabaikan. Pada suatu kesempatan sahabat saya yang selain usahawan dan juga seorang petani ini ditawari oleh kolega bisnisnya untuk bepergian keluar negeri, khususnya Vietnam. Kenapa Vietnam? Rupanya koleganya tersebut ingin menunjukkan tentang kemajuan pertanian atau bisnis berbasis agraris disana. Dia hanya ingin menunjukkan bahwa yang namanya petani itu seharusnya kehidupan finansialnya cukup terjamin, makmur, dan hidup berkecukupan. Dia juga ingin menunjukkan rumah-rumah para petani disana, yang sangat ideal sebagai tempat tinggal keluarga. Bandingkan saat melihat kehidupan petani di negeri ini, wah, jadi sedih. Mungkin memang ada beberapa orang yang sukses sebagai pengusaha bidang pertanian, tetapi yang petani "kembang kempis" juga banyak. Yang frustrasi dan akhirnya menjadi pekerja urban juga sangat banyak. Pernah ada suatu kondisi dimana suatu desa yang mayoritas mata pencahariannya sebagai petani dan bercocok tanam, kehidupannya tergantung oleh para tengkulak. Hasil panenan apa kata tengkulak, para tengkulak memberikan pinjaman yang pengembaliannya dari penjualan hasil panen para petani, yang....tengkulak sendiri yang membelinya. Dikondisikan bagaimana para petani ini menjadi sangat tergantung oleh penjualan para tengkulak. Disampaikan ke petani bahwa harga jual hasil panennya rendah, padahal kenyataannya sampai di pasar-pasar harganya setinggi langit. Tapi para petani tak berdaya, jalur distribusi telah dikuasai. Harga dipasar rendah petani rugi, harga dipasar tinggi petani tak menikmati. Jadilah para petani ini hanya sebagai pekerja tani yang tak pernah merasakan kemakmuran layaknya sebuah negeri agraris. Sedih.... Sudah saatnya sekarang inovasi digulirkan, saatnya perhatian diarahkan kepada potensi asli negeri "gemah ripah loh jinawi" ini, yaitu negeri agraris, negeri para petani, negeri para nelayan, negeri kita.....
(Didiet DSH)
Foto seorang ibu yang bekerja sebagai buruh tani, di desa Duwet.

Medan yang berat tetap dilalui demi kehidupan sehari-hari



0 komentar:

Post a Comment

Silakan berkomentar non SARA dan hal-hal yang bersifat Kebencian, karena ini adalah Majalah yang bersifat Inspirasi