Semasa kecil saya kisaran tahun 80-an di tempat masa kanak-kanak dulu, sungai merupakan pemandangan yang sangat lazim, sudah biasa, dan sama sekali bukan sesuatu yang mengherankan bahkan untuk disyukuri sekalipun, karena memang saya tidak banyak pergi kemana-mana. Tumpang yang masih patut disebut desa merupakan area yang bertanah subur, dengan sungai yang membelah desa bak jalur nadi kehidupan para petani. Ketika wawasan saya semakin bertambah, zona bermain sudah semakin meluas hingga ke ibukota, baru terasa sekarang, betapa sebuah daerah yang bertanah subur dengan aliran sungai yang membelah wilayahnya adalah sebuah karunia tak ternilai. Banyak tempat, banyak daerah, banyak desa yang bahkan untuk mencari air untuk minum saja sulit sekali mendapatkannya. Ada daerah yang dialiri sungai besar, namun malah airnya tidak layak konsumsi, bahkan untuk mandi sekalipun. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana / BNPB (surya.co.id) hingga akhir Juli 2015 ada 102 kabupaten dan 721 kecamatan di Indonesia telah mengalami krisis air dan mengalami kekeringan. Ketika menyadari hal ini saya langsung tertegun, sungguh Tumpang adalah salah satu kota kecamatan yang beruntung dengan ketersediaan air yang berlimpah, dengan sungai yang sangat berpotensi diperlukan untuk pengairan pertanian atau perkebunan. Namun beberapa waktu lalu sempat ada kekecewaan yang saya rasakan, ketika tiba-tiba salah satu sumber air yang selama beratus-ratus tahun sudah mengairi sawah ladang para petani, tiba-tiba di "ambil" begitu saja langsung dari mata airnya dengan alasan untuk pengadaan air bersih penduduk kota Malang. Kenapa tidak dibuatkan saja bendungan di hilir sana?, jadi setiap lahan yang selama ini dialiri sungai itu tetap mendapat suplai air yang cukup bahkan disaat musim kemarau dan sumber airnya tetap terjaga kealamiannya, lagipula sumber air tersebut berpotensi sebagai area wisata alam. Saya hanya bisa merasa prihatin, semoga saja ada "hawa kesadaran" yang berhembus diantara para pemangku jabatan. (Didiet DSH)_Foto:Sungai mengalir deras dan jernih di desa Robyong, Kecamatan Tumpang
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletenegara maju sangat menghargai sungai sebagai sumber kehidupan
ReplyDeletebenar sekali
Delete