Friday, August 25, 2017

BIDADARI TENGAH BERBENAH

        Kebutuhan masyarakat akan hiburan dan sarana rekreasi saat ini masih sangat tinggi. Terlihat dari beberapa spot rekreasi yang selalu penuh dengan para pelancong diakhir minggu atau pada saat liburan, terutama disekitar Malang raya. Banyak tempat rekreasi baru di Malang Timur yang saat ini mulai ditata dan dibangun. Bahkan Perhutani juga memanfaatkan lahan hutan dan tanahnya untuk ikut berpartisipasi membangun wahana-wahana wisata baru. Salah satunya yang sedang dalam tahap penataan dan pembangunan adalah spot wisata bernama Coban Bidadari. Lokasinya terletak disebelah timur desa Tumpang, dan masuk kecamatan Poncokusumo. Jaraknya berdekatan dengan coban Pelangi dan taman rekreasi GSS, yang merupakan rute menuju Bromo dan Semeru. Viewnya cukup keren, tak kalah dengan kota Batu, bahkan lebih berkesan alami. Tarif masuk saat ini (masih dalam tahap pembangunan) adalah Rp.10.000,- per pengunjung. Rencananya setelah penataan sudah selesai akan dikenakan tarif Rp.15.000,-. Meski belum selesai, namun area wisata ini sudah bisa dinikmati, namun agak berhati-hati karena beberapa lokasi, masih perlu perbaikan. Sunset adalah andalan terbaik area wisata ini selain area-area selfie. Cukup menarik buat pilihan rekreasi akhir minggu. Transportasi bisa dilakukan dengan sepeda motor, atau kendaraan roda empat. Mm..menarik...dan semoga penggunaan lahan Perhutani untuk wahana wisata ini memang sudah dikaji secara cermat, terutama yang berkaitan dengan lingkungan dan kelestarian alamnya. Jangan berorientasi kepada keuntungan semata, lantas abai terhadap pemeliharaan sumber daya alam yang seharusnya menjadi tugas utama Perhutani. Dan yang penting hasil pengelolaannya harus transparan sebagai penerimaan negara bersama dengan pengelolanya. 
(Foto Didiet DSH dan M. Anas)
Pintu Masuk Utama

Pemandangan Pembuka

Pohon-pohon pinus menjulang

Menuju area swafoto
Viewnya memang tak terbantahkan kerennya


Anjungan anak muda

Sederhana tapi viewnya luar biasa, namun aspek keselamatan perlu diperhatikan

Sedang dalam pengembangan

Tempat ngopi tanpa warung kopi

Friday, August 18, 2017

MALANG TIMUR

        Semenjak kota Batu melepaskan diri dari kabupaten Malang, yang kemudian ditetapkan menjadi kota administratif pada 6 Maret 1993, dan pada 17 Oktober 2001, Batu ditetapkan sebagai kota otonom yang terpisah dari Kabupaten Malang, praktis Kab. Malang hampir kehilangan daya tarik utamanya yang populer saat itu. Karena memang kota Batu identik dengan Malang. Namun hal ini justru berdampak baik pada wilayah-wilayah lain termasuk salah satunya area Malang Timur, karena masyarakat dan pemerintah desa setempat termotivasi untuk memperbaiki dan mulai mengelola sumber daya alamnya yang secara potensi tidak kalah menarik dengan kota Batu. Kini beberapa spot wisata baru sudah mulai ditemukan dan dikelola. Ada juga area wisata alam yang sudah sejak lama ada, kini mulai berbenah diri memoles penampilan, meski agak lambat karena dilakukan secara swadaya. Salah satunya adalah tempat wisata bernuansa hutan pinus "Bedengan" di Ledokombo desa Poncokusumo. Spot wisata yang satu ini cukup menjanjikan dan berpotensi baik dari peningkatan pendapatan masyarakat maupun dari sisi pelestarian cagar alam secara tak langsung. Semoga kedepannya tempat wisata hutan pinus Bedengan Ledokombo ini tetap berorientasi kepada wisata alami bukan wisata reguler yang mengabaikan keseimbangan alam dan lingkungannya. Coba simak gambar-gambar berikut. (foto by Didiet DSH)
Sarana tepat untuk berolahraga seperti lari, jalan sehat, sepeda gunung, out bond, dll.

Pensuplai oksigen seperti ini jangan sampai tercemari oleh polutan

Ketenangan yang menjadi nilai utama, jauhkan pencemaran udara dan pencemaran suara

Tuesday, August 15, 2017

SEKOLAH SEPAK BOLA MALANG TIMUR

Selamat menunaikan ibadah di bulan Ramadhan, semoga lancar dan sukses ibadahnya.
Kali ini saya mencoba menulis tentang sebuah Stadion yang berada di Kecamatan Tumpang - Kabupaten Malang.
Kebetulan Senja kemarin saya sedang berniat untuk menemui seorang sahabat yang bernama Mas Wicaksono Wibowo, yang sedang mudik lebaran, dan setelah bertemu saya diajak keluar jalan-jalan menikmati situasi sore di kota Tumpang, dan kami menyempatkan waktu untuk melihat anak2 berlatih sepak bola di Stadion Tumpang.
Singkat kata setelah sampai di lokasi, betapa ada perasaan yang sedikit trenyuh dan iba,
Bagaimana tidak,.? Stadion yang dulu pernah menjadi tempat ajang Pacuan kuda dan gelaran segala macam seni hiburan, mulai dari Layar tancap, Ludruk, Ketoprak, bahkan Pasarmalam yang sering hadir untuk meramaikan stadion ini.
Kali ini setelah menyaksikan sendiri kondisi stadion yang saya anggap tidak ada perubahan sama sekali semenjak berpuluh-puluh tahun saya meninggalkan kota Tumpang ini, bahkan sekarang terkesan banyak dinding2/tembok yang hancur tidak ada perbaikan dan perawatan, rumput-rumput juga tumbuh tinggi tidak terpotong rapi.
Jika dalam kondisi demikian, saya cuma bisa membayangkan bagaimana generasi muda di Tumpang bisa semangat dan giat berlatih olahraga khususnya sepakbola.
Padahal kalau mendengar cerita dari pengurus/pelatih tentang anak2 muda disini, mereka anak-anak muda Tumpang mempunyai semangat yang sangat tinggi untuk berlatih, bahkan pelatihnya pun didatangkan dari pelatih yang cukup berpengalaman.
Ada beberapa kelompok usia, mulai dari kelas anak-anak SD sampai kelas dewasa, Dan mereka mempunyai jadwal latihan disetiap Minggu pagi, Jum'at siang dan Selasa sore.
Selain melihat-lihat kegiatan latihan, saya juga ikut mendampingi sahabat saya tadi untuk menyerahkan bantuan berupa Satu unit mesin pemotong rumput untuk diserahkan sebagai bantuan perawatan Stadion, tentu dengan harapan semoga Stadion Tumpang semakin terawat dan dipedulikan, sehingga membuat anak-anak muda semakin giat dan semangat untuk menjalani latihan sepakbola dan olahraga.
Foto oleh : Bramatimoer*
Latihan teknik dasar

Salah satu SSB di Tumpang yang perlu terus diberikan dukungan