Friday, September 1, 2017

WANA WISATA WINONG

Saat ini rupanya Kecamatan Wajak - Kabupaten Malang, mulai eksis untuk membangun dunia pariwisata di wilayahnya, dan memantapkan diri menuju Kecamatan Sentra Wisata.
Setelah sukses dengan gebrakan dibukanya HPS (Hutan Pinus Semeru) yang berlokasi di desa Sumberputih pada awal tahun 2017 lalu, kini muncul lagi produk baru dengan konsep dasar yang sama, yakni dengan pengelolaan Sumberdaya Hutan Pinus yang sudah ada, yang berlokasi tidak jauh dari HPS, yaitu Wana Wisata Winong (3W), di Dusun Tambakrejo - Desa Bringin - Kecamatan Wajak - Kabupaten Malang, yang baru saja diluncurkan pada kisaran bulan Juni 2017 kemarin.
Lokasinya tidak jauh dari pusat kota Malang, diperkirakan +- 35km, atau perjalanan +- 45 mnt. 
Rute perjalanan bisa ditempuh dari Kota Malang, Tumpang, dan Turen menuju Kecamatan Wajak, dan setelah tiba di Wajak Anda tinggal melanjutkan perjalanan kearah (Timur) atau lokasi yang tinggal +- 7 km saja, kondisi jalan beraspal cukup bagus, dan tempatnya berada dipinggir jalan, jadi tidak perlu susah-susah menuju lokasi.
Setibanya di lokasi Kawan akan disuguhi pemandangan yang indah dengan suasana alam yang asri, adem, bersih bebas polusi, tenang dan sangat rileks.
Sementara ini fasilitas yang tersedia selain tempat bersantai juga ada beberapa warung makan dan minum, serta toilet, dan tidak menutup kemungkinan bakal ada kolam renang, panggung hiburan, serta fasilitas outbound dan flying fox yang sudah mulai dibangun.
Untuk tiket masuk sementara masih free alias gratis, hanya dikenakan biaya parkir sebesar Rp.5.000,- untuk R2 dan Rp.10.000,- untuk R4.
Bagi Kawan yang masih belum sempat berkunjung, tentu tidak ada salahnya untuk mencoba hadir dan merasakan sejuknya di "Triple W"
Selamat berwisata,...
Pesan penting, berwisata nyaman dan aman,
*Jangan lupa untuk selalu ikut peduli serta berpartisipasi dalam menjaga kebersihan, demi kenyamanan kita bersama,
*Jangan buang sampah sembarangan,
*Jangan merusak sarana dan wahana wisata,
*Hormati dan hargai pengunjung yang lain,.
Photo by : Bramatimoer*
Pintu masuk

Lapak-lapak jajanan

Spot andalan

Pengembangan sedang dilakukan

Friday, August 25, 2017

BIDADARI TENGAH BERBENAH

        Kebutuhan masyarakat akan hiburan dan sarana rekreasi saat ini masih sangat tinggi. Terlihat dari beberapa spot rekreasi yang selalu penuh dengan para pelancong diakhir minggu atau pada saat liburan, terutama disekitar Malang raya. Banyak tempat rekreasi baru di Malang Timur yang saat ini mulai ditata dan dibangun. Bahkan Perhutani juga memanfaatkan lahan hutan dan tanahnya untuk ikut berpartisipasi membangun wahana-wahana wisata baru. Salah satunya yang sedang dalam tahap penataan dan pembangunan adalah spot wisata bernama Coban Bidadari. Lokasinya terletak disebelah timur desa Tumpang, dan masuk kecamatan Poncokusumo. Jaraknya berdekatan dengan coban Pelangi dan taman rekreasi GSS, yang merupakan rute menuju Bromo dan Semeru. Viewnya cukup keren, tak kalah dengan kota Batu, bahkan lebih berkesan alami. Tarif masuk saat ini (masih dalam tahap pembangunan) adalah Rp.10.000,- per pengunjung. Rencananya setelah penataan sudah selesai akan dikenakan tarif Rp.15.000,-. Meski belum selesai, namun area wisata ini sudah bisa dinikmati, namun agak berhati-hati karena beberapa lokasi, masih perlu perbaikan. Sunset adalah andalan terbaik area wisata ini selain area-area selfie. Cukup menarik buat pilihan rekreasi akhir minggu. Transportasi bisa dilakukan dengan sepeda motor, atau kendaraan roda empat. Mm..menarik...dan semoga penggunaan lahan Perhutani untuk wahana wisata ini memang sudah dikaji secara cermat, terutama yang berkaitan dengan lingkungan dan kelestarian alamnya. Jangan berorientasi kepada keuntungan semata, lantas abai terhadap pemeliharaan sumber daya alam yang seharusnya menjadi tugas utama Perhutani. Dan yang penting hasil pengelolaannya harus transparan sebagai penerimaan negara bersama dengan pengelolanya. 
(Foto Didiet DSH dan M. Anas)
Pintu Masuk Utama

Pemandangan Pembuka

Pohon-pohon pinus menjulang

Menuju area swafoto
Viewnya memang tak terbantahkan kerennya


Anjungan anak muda

Sederhana tapi viewnya luar biasa, namun aspek keselamatan perlu diperhatikan

Sedang dalam pengembangan

Tempat ngopi tanpa warung kopi

Friday, August 18, 2017

MALANG TIMUR

        Semenjak kota Batu melepaskan diri dari kabupaten Malang, yang kemudian ditetapkan menjadi kota administratif pada 6 Maret 1993, dan pada 17 Oktober 2001, Batu ditetapkan sebagai kota otonom yang terpisah dari Kabupaten Malang, praktis Kab. Malang hampir kehilangan daya tarik utamanya yang populer saat itu. Karena memang kota Batu identik dengan Malang. Namun hal ini justru berdampak baik pada wilayah-wilayah lain termasuk salah satunya area Malang Timur, karena masyarakat dan pemerintah desa setempat termotivasi untuk memperbaiki dan mulai mengelola sumber daya alamnya yang secara potensi tidak kalah menarik dengan kota Batu. Kini beberapa spot wisata baru sudah mulai ditemukan dan dikelola. Ada juga area wisata alam yang sudah sejak lama ada, kini mulai berbenah diri memoles penampilan, meski agak lambat karena dilakukan secara swadaya. Salah satunya adalah tempat wisata bernuansa hutan pinus "Bedengan" di Ledokombo desa Poncokusumo. Spot wisata yang satu ini cukup menjanjikan dan berpotensi baik dari peningkatan pendapatan masyarakat maupun dari sisi pelestarian cagar alam secara tak langsung. Semoga kedepannya tempat wisata hutan pinus Bedengan Ledokombo ini tetap berorientasi kepada wisata alami bukan wisata reguler yang mengabaikan keseimbangan alam dan lingkungannya. Coba simak gambar-gambar berikut. (foto by Didiet DSH)
Sarana tepat untuk berolahraga seperti lari, jalan sehat, sepeda gunung, out bond, dll.

Pensuplai oksigen seperti ini jangan sampai tercemari oleh polutan

Ketenangan yang menjadi nilai utama, jauhkan pencemaran udara dan pencemaran suara

Tuesday, August 15, 2017

SEKOLAH SEPAK BOLA MALANG TIMUR

Selamat menunaikan ibadah di bulan Ramadhan, semoga lancar dan sukses ibadahnya.
Kali ini saya mencoba menulis tentang sebuah Stadion yang berada di Kecamatan Tumpang - Kabupaten Malang.
Kebetulan Senja kemarin saya sedang berniat untuk menemui seorang sahabat yang bernama Mas Wicaksono Wibowo, yang sedang mudik lebaran, dan setelah bertemu saya diajak keluar jalan-jalan menikmati situasi sore di kota Tumpang, dan kami menyempatkan waktu untuk melihat anak2 berlatih sepak bola di Stadion Tumpang.
Singkat kata setelah sampai di lokasi, betapa ada perasaan yang sedikit trenyuh dan iba,
Bagaimana tidak,.? Stadion yang dulu pernah menjadi tempat ajang Pacuan kuda dan gelaran segala macam seni hiburan, mulai dari Layar tancap, Ludruk, Ketoprak, bahkan Pasarmalam yang sering hadir untuk meramaikan stadion ini.
Kali ini setelah menyaksikan sendiri kondisi stadion yang saya anggap tidak ada perubahan sama sekali semenjak berpuluh-puluh tahun saya meninggalkan kota Tumpang ini, bahkan sekarang terkesan banyak dinding2/tembok yang hancur tidak ada perbaikan dan perawatan, rumput-rumput juga tumbuh tinggi tidak terpotong rapi.
Jika dalam kondisi demikian, saya cuma bisa membayangkan bagaimana generasi muda di Tumpang bisa semangat dan giat berlatih olahraga khususnya sepakbola.
Padahal kalau mendengar cerita dari pengurus/pelatih tentang anak2 muda disini, mereka anak-anak muda Tumpang mempunyai semangat yang sangat tinggi untuk berlatih, bahkan pelatihnya pun didatangkan dari pelatih yang cukup berpengalaman.
Ada beberapa kelompok usia, mulai dari kelas anak-anak SD sampai kelas dewasa, Dan mereka mempunyai jadwal latihan disetiap Minggu pagi, Jum'at siang dan Selasa sore.
Selain melihat-lihat kegiatan latihan, saya juga ikut mendampingi sahabat saya tadi untuk menyerahkan bantuan berupa Satu unit mesin pemotong rumput untuk diserahkan sebagai bantuan perawatan Stadion, tentu dengan harapan semoga Stadion Tumpang semakin terawat dan dipedulikan, sehingga membuat anak-anak muda semakin giat dan semangat untuk menjalani latihan sepakbola dan olahraga.
Foto oleh : Bramatimoer*
Latihan teknik dasar

Salah satu SSB di Tumpang yang perlu terus diberikan dukungan

Tuesday, April 25, 2017

HUTAN KOTA


Kenapa ada harus ada hutan didalam kota? Ya, semakin bertambahnya jumlah penduduk utamanya di perkotaan seperti Malang, maka semakin meningkat pula kebutuhan akan sarana dan prasarana seperti misal untuk perumahan dan transportasi. Kedua hal itu tentunya akan semakin mengganggu keseimbangan lingkungan yang sehat bila pertumbuhannya tidak terkontrol. Banyaknya bangunan rumah tentu akan menyita ruang atau lahan terbuka hijau dan juga area resapan air. Resapan air adalah hal penting bagi lingkungan yang sehat, karena berfungsi sebagai cadangan air saat kemarau, dan pengendali banjir saat musim hujan. Sedangkan transportasi yang saat ini masih menggunakan bbm fosil, juga memberikan dampak pencemaran yang tinggi terhadap udara sekitar. Nah, hutan kota mempunyai peranan yang sangat penting disini, antara lain sebagai
1) penyerap partikel-partikel polutan yang ditimbulkan dari kendaraan bermotor
2) pensuplai udara bersih (oksigen)
3) pendingin udara alami, seperti kita tahu kota Malang sudah semakin kurang dingin dari waktu ke waktu
4) penyelamat varietas tanaman tertentu atau plasma nuftah
5) area resapan air sekaligus penyedia cadangan air
6) mempercantik kota (estetika)
7) area rekreasi murah, dll.
Pembangunan area terbuka hijau seperti hutan kota ini merupakan langkah yang tepat oleh pemerintah setempat. Tinggal pemeliharaan berkesinambungan diperlukan dengan menggandeng warga sekitarnya. Hutan kota untuk kita semua! (Didiet DSH, Januari 2017)
Sarana warga untuk kegiatan luar ruangan

Hutan kota di Sawojajar ini merupakan gagasan yang baik dan patut diapresiasi

Area bermain anak ini perlu sentuhan estetika agar lebih cantik

Tanaman yang rimbun untuk mengimbangi polusi kota yang ada disekitarnya

Perlu ditambahkan trotoar agar lebih rapi dan aman buat pejalan kaki

Terminal angkutan umum ini hampir diselimuti pohon-pohon besar yang rindang

Friday, April 21, 2017

MELONGOK KAMPUNG WARNA WARNI (2)

KAMPUNG TRIDI
Kali ini saya menyempatkan untuk menengok Kampung Warna Warni Jodipan yang ada di seberang, yang lebih dikenal dengan Kampung Tridi (3D). Secara umum sebenarnya hampir tidak jauh berbeda dengan sebelahnya, hanya saja penekanan gambar-gambar yang berkesan tiga dimensi lebih banyak tertuang disini. Kampung Tridi dengan Kampung Warna Warni dibatasi oleh sungai Brantas yang melintasi dan membelah kota Malang. Sayang ada beberapa lukisan 3D yang ada di jalanan telah menghilang, karena telah sering dilalui oleh para pengunjung dan penghuni kampung itu sendiri. Perlu inovasi lagi agar lukisan 3D yang ada di lantai atau jalanan dibuat dan dikembangkan kembali, karena itu cukup menarik pengunjung loh. Namun secara keseluruhan, okelah. Yuk kita simak gambar2nya. (Didiet, awal Maret 2017)
Dari pintu masuk sudah disambut

Anda bisa berselfie disini seolah2 akan dicaplok si mulut besar

Ada view rumah pohon

Tembok pembatas dan penahan longsor juga berwarna

Bahan cat untuk pemeliharaan

Jadi lebih menarik

Proses pemeliharaan yang dilakukan secara bergiliran sesuai jadwal

Hmm..saya sempet memberi masukan sedikit perihal pewarnaan, bahwa agar bagus tak harus kontras, bisa juga soft, eh, saran diterima...

Si biangkerok penyebar berita lucu ternyata ada disini, si Mukidi

Simbol2 kebanggaan warga

Eh, ngapain Naruto ke Malang? Mau nyari cwie mie?

Penghargaan untuk Silvia Saartje, rocker wanita periode awal di Indonesia

Sentuhan musisi

Ada juga gambar2 semi abstrak

Ini bukan lukisan kanvas loh...

Tembok berlumut tak mengapa, tetap diwarnai

Punakawan juga turut mewarnai
Kreatifitas tanpa batas


Akuarium?

Awas ada Hanuman ngamuk

Ikan koi ini bisa dibawa pulang kalau mau..😋

Para punakawan ikut meramaikan, hmm tak lupa budaya sendiri ya

Lorongnya tak lagi seram

Waduh....no comment

Awas gajah mau keluar, tolong dibantu ya?

Kampung sebelah ternyata keren juga

Eitss...kucing manis ini mau keluar rumah

Ampuunnnn....jangan tembakk!!

Sentuhan gaya Bali

Kampung sebelah dibatasi oleh kali Brantas