Saturday, October 24, 2015

JAJANAN SEKOLAH

Sekolah adalah komunitas para murid yang sangat berpotensi untuk pengembangan bisnis kuliner khususnya makanan ringan. Perlu adanya kejelian dari semua pihak agar jajanan yang menjadi daya tarik tersendiri untuk anak-anak adalah jenis makanan yang sehat, aman dan higienis. Banyaknya isyu makanan bercampur bahan non pangan untuk penampilan yang menarik dan sebagai sistem pengawetannya membuat kita harus lebih bijak untuk memberi pengertian kepada anak-anak. Memang lebih bijak, bila anak-anak dibawakan bekal tersendiri dari rumah, namun beratnya beban tas mereka dengan aneka buku pelajaran membuat kita lebih senang memberikan "uang jajan". Jadi? ya berilah uang jajan, namun juga pengertian agar memilih makanan yang sehat dan aman. (foto Aditya GP, SMP Negeri 1 Tumpang)

AJANG PRESTASI & HIBURAN

Suasana GOR gajayana di saat sepi, disinilah tempat para pelajar dan warga malang mengukir prestasi dalam berbagai jenis/bidang olah raga. Disamping itu ada wisata kuliner dekat sini ..yaitu pasar minggu....ada berbagai macam kuliner bisa dinikmati disini. (Foto Elis Minartin)

JALANAN SEPI ITU AMAN?

Beberapa negara maju seperti Denmark, Belanda ataupun Jerman, bersepeda merupakan moda angkutan yang sangat populer dan selalu dipertahankan oleh mereka. Untuk jarak perjalanan dalam kota, atau antar desa terdekat moda angkutan sepeda pancal atau "gowes" ada baiknya perlu dibudayakan kembali. Tahun 1980 an hingga awal 1990 an bersepeda masih menjadi budaya kita, khususnya warga Malang Timur. Sehingga jalanan asri dan lengang seperti ini tetap aman buat para pengguna jalan lainnya, utamanya pejalan kaki. Ironis, bila Jepang sebagai produsen kendaraan sepeda motor terbesar justru warganya lebih banyak menggunakan sepeda, sedangkan hasil produksi mereka berupa kendaraan bermotor di"buang" ke negeri kita. Dan kita? Jarak dekat saja sering menggunakan kendaraan bermotor. Takut berkeringat? semua bisa disiasati bila kita mau sehat dan aman...Hmm...bersepeda lagi yuk.. (Aditya GP)

RUMAH DAN LINGKUNGAN


Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat tentu akan meningkatkan kebutuhan sosial yang lebih tinggi seperti tempat tinggal (rumah). Namun perlu diingat, ada yang lebih penting dari kebutuhan perumahan, yaitu kebutuhan pangan dan lingkungan yang sehat. Sayang, ada beberapa pengusaha yang kurang bijak dengan mengabaikan potensi yang ada disekitarnya dengan memaksakan membuat usaha perumahan, dengan menyulap tanah-tanah subur seperti di daerah kecamatan Tumpang menjadi tempat hunian. Seandainya pemerintah lebih peduli dengan potensi Kecamatan Tumpang yang agraris, seharusnyalah pertanian dan perkebunan lebih diberi perhatian, jangan hanya sekedar memberi ijin dan menerima pendapatan sesaat, namun mengorbankan potensi jangka panjangnya. (foto Aditya GP, 29/92015)

Friday, October 9, 2015

SANTUN DIJALAN

Di ibukota megapolitan seperti Jakarta atau kota metropolitan seperti Surabaya bahkan kota Malang sendiri, jarang kita jumpai jalanan yang cukup lengang seperti ini, kecuali di jam-jam pada dini hari. Nah suasana yang "enak" seperti ini harusnyalah bisa kita nikmati dan syukuri dengan berkendara secara rileks dan santun, bukannya justru dimanfaatkan dengan ngebut dan memacu kendaraan dengan tanpa memperdulikan keadaan disekitarnya. Yuk, suasana-suasana seperti ini kita pertahankan dan kita lestarikan dengan pengendalian diri saat berkendara, santun dan bertanggung jawab. (foto Aditya GP, 29/92015)

AYAM KAMPUNG


Sering kita melihat disekitaran penduduk ada unggas-unggas seperti ayam yang dipelihara dengan bebas seperti ini, terutama di pedesaan. Ayam-ayam kampung ini seolah dipelihara hanya sebagai sambilan semata atau ala kadarnya. Padahal di beberapa negara Eropa seperti Inggris, ayam kampung (buras) yang dipelihara dengan sistem semi intensif ataupun bebas menjadi komoditi yang sangat mahal. Nilai jual ayam kampung sangat tinggi karena nilai "organik"nya, alias dipelihara secara natural dan bebas bahan kimia. Ayam merupakan komoditi yang masih sangat dibutuhkan di negeri ini. (foto Aditya GP, 25/09/2015 untuk Majalah Malang)